Kebudayaan Kota Ambon

UNESCO City of Music

Musik sebagai identitas Kota Ambon, alat musik khas Kota Ambon, Musisi terkenal dari Kota Ambon, sampai pengakuan dari UNESCO bahwa Ambon adalah City of Music.
Mobirise Website Builder
Mobirise Website Builder
Mobirise Website Builder
Mobirise Website Builder
Mobirise Website Builder

Tradisi

Tradisi Makan Pattita

Tradisi makan patita di Ambon adalah makan bersama dengan banyak orang, biasanya dilakukan dalam acara-acara penting seperti perayaan HUT kota, pelantikan raja, atau pembangunan rumah adat. Makan patita ini bukan hanya sekadar makan, tetapi juga sebagai bentuk kebersamaan dan mempererat tali persaudaraan antar warga.

Tradisi Timba Laor

Timba laor salah satu tradisi unik yang dilakukan masyarakat di Kota Ambon, Provinsi Maluku yang tinggal di pesisir pantai. Kebiasaan unik menangkap laor dari jenis cacing laut Lyde oele dari kelas Polychaeta filum Annalida berukuran 2-30 sentimeter.Tradisi timba laor dilakukan ketika air laut surut (meti) saat menjelang petang dan dini hari sebelum matahari terbit karena laor akan bergerak mengikuti cahaya lampu maupun api obor. Laor ditangkap dengan alat seru atau dalam bahasa setempat disebut nyiru untuk menyaring, kemudian ditaruh di embar dan loyang. Laor menjadi buruan utama warga, selain sayur laut dan ikan karang.

Mobirise Website Builder

Makanan Khas

Papeda

Terbuat dari sagu, Teksturnya kental dan lengket seperti lem, berwarna putih bening. Papeda biasanya disajikan sebagai pengganti nasi dan disantap bersama lauk berkuah, seperti ikan kuah kuning. Rasanya tawar, namun kaya cita rasa saat dipadukan dengan lauk pendamping. Papeda juga mencerminkan kearifan lokal dan budaya makan masyarakat di wilayah timur Indonesia.

Mobirise Website Builder

Ikan Asar Galala

Hidangan ini berupa ikan yang diasap secara tradisional, biasanya menggunakan ikan tongkol atau cakalang. Proses pengasapan dilakukan di atas bara api dengan menggunakan kayu tertentu untuk memberikan aroma khas. Ikan asar Galala dikenal karena cita rasanya yang gurih, teksturnya yang padat, serta daya tahannya yang cukup lama tanpa bahan pengawet. Biasanya disajikan dengan nasi, sambal colo-colo, dan papeda, menjadikannya simbol kekayaan kuliner laut Ambon yang autentik dan penuh cita rasa lokal.

Mobirise Website Builder

Sagu Gula

Camilan tradisional khas Maluku yang terbuat dari adonan sagu yang dipanggang atau dibakar, lalu disajikan dengan taburan gula merah cair atau parutan gula merah. Rasanya manis dan legit, dengan tekstur renyah di luar namun lembut di dalam. Sagu gula mencerminkan kekayaan kuliner lokal yang sederhana namun menggugah selera, serta menjadi simbol pemanfaatan bahan pangan lokal seperti sagu.

Mobirise Website Builder

Sagu Bakar

Makanan tradisional dari Maluku yang terbuat dari sagu yang dibentuk dan dipanggang di atas bara api hingga matang. Teksturnya renyah di luar dan sedikit kenyal di dalam. Sagu bakar biasanya dinikmati sebagai camilan atau pendamping makanan, dengan rasa gurih alami dari sagu yang khas dan aroma panggang yang menggoda. Hidangan ini mencerminkan kekayaan budaya dan bahan pangan lokal di wilayah timur Indonesia.

Mobirise Website Builder

Musik & Tarian

  • Tahuri Kulibia Tahuri adalah salah satu alat musik tiup yang terbuat dari kulit kerang yang biasa dipakai dalam kegiatan Ritual Adat, Upacara Panas Pela dan Gandong, Upacara Sasi laut dan darat, saat melakukan perang ataupun mengumpulkan masyarakat karena sesuatu maksud. Alat musik ini sering digunakan pada upacara adat maupun pentas seni musik yang dikolaborasi dengan tifa, kolintang dan seruling.
Mobirise Website Builder
  • Floit. Floit atau suling bambu adalah alat musik tradisional yang umum di Kota Ambon, Maluku. Floit adalah salah satu alat musik tradisional yang terbuat dari Bambu yang dimainkan dengan cara ditiup. Floit memiliki beberapa warna suara, yaitu sopran, alto, tenor dan bass yang dimainkan oleh lebih dari 30 orang. Biasa dipakai sebagai pengiring orkes, resepsi atau pengiring lagu gerejawi.
Mobirise Website Builder
  • Tarian Katreji. Tari Katreji adalah salah satu tarian tradisional yang tidak terpisahkan dari peradaban hidup masyarakat Maluku, khususnya di Pulau Ambon dan Lease (Haruku, Saparua dan Nusalaut). Tarian legendaris ini sangat terkenal, hingga sering ditampilkan pada acara-acara adat, perayaan hari besar, penyambutan tamu, pernikahan, pentas seni, bahkan kegiatan pemerintahan.
Mobirise Website Builder
  • Tari Lenso. Kata "lenso" berasal dari bahasa Portugis yang berarti sapu tangan. Dalam tarian ini, sapu tangan atau kain kecil menjadi properti utama yang digunakan oleh para penari sebagai simbol persahabatan dan kegembiraan.
Mobirise Website Builder

Pakaian Adat

  1. Busana Mustiza. Pakaian adat pengantin yang merupakan hasil perpaduan budaya Portugis dan Ambon. Nama "Mustiza" berasal dari kata Portugis "Mestiezen," mencerminkan akulturasi budaya yang terjadi di Maluku.
  2. Manteren Lamo. Pakaian adat pria Maluku yang terdiri dari setelan kemeja renda dan jas berwarna hitam atau merah, dipadukan dengan celana panjang model 'cutbray' dan ikat pinggang. Busana ini mencerminkan keanggunan dan kehormatan dalam budaya Maluku.
  3. Baju Cele. Pakaian tradisional wanita Maluku yang dikenakan dalam upacara adat penting seperti panas pela, cuci negeri, dan pelantikan raja. Baju ini biasanya dipadukan dengan kain sarung senada dan memiliki motif garis-garis yang membentuk kotak-kotak kecil sebagai ciri khasnya.
  4. Kebaya Dansa. Pakaian wanita yang dikenakan dalam acara dansa atau perayaan, biasanya berwarna cerah dan dihiasi dengan aksesori seperti cincin, kalung, dan anting-anting emas atau perak untuk menambah kesan kemewahan.
Mobirise Website Builder

Follow us

© Copyright 2025 Nada Ambon - All Rights Reserved

No Code Website Builder