Mobirise Website Builder

Benteng Amsterdam

Dilansir dari ambon.go.id, bangunan utama Benteng Amsterdam pertama kali dibangun oleh Portugis di bawah kepemimpinan Fransisco Serrao pada tahun 1512, awalnya sebagai Loji perdagangan. Setelah Belanda menguasai pulau Ambon pada tahun 1605, mereka merebut bangunan Loji tersebut dan mengubahnya menjadi kubu pertahanan.

Pada abad ke-17, VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) Belanda memperoleh kontrol penuh di Indonesia, terutama di Maluku. Loji awalnya diubah menjadi benteng pertahanan setelah pertempuran antara Belanda dan Kerajaan Hitu yang dipimpin oleh Kapitan Kakialy pada tahun 1633-1654.

Gubernur Jenderal Belanda, Jaan Ottens, pada tahun 1637, memperbesar benteng ini setelah sebelumnya diubah menjadi kubu pertahanan oleh Gubernur Jenderal Gerrad Demmer pada tahun 1642. Pembangunan berlanjut dengan Gubernur Jenderal Anthony Caan pada tahun 1649 dan akhirnya diselesaikan oleh Arnold De Vlaming Van Ouds Hoorn, tokoh kontroversial di mata orang Ambon dan Lease, pada tahun 1649-1656, dinamai Benteng Amsterdam.

Konstruksi benteng ini mirip dengan bangunan rumah, oleh Belanda disebut Blok Huis. Terdiri dari 3 lantai dengan lantai pertama berbahan merah bata, lantai dua dan tiga berlantai kayu besi. Pada ujung bangunan, terdapat sebuah menara pengintai. Fungsinya adalah lantai satu sebagai tempat tidur serdadu, lantai dua untuk pertemuan perwira, dan lantai tiga sebagai pos pemantau.

Bangsa Belanda meninggalkan Benteng Amsterdam pada awal abad ke-20 dalam kondisi rusak dan ditumbuhi pohon beringin besar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kantor Wilayah Propinsi Maluku melakukan restorasi dari Juli 1991 hingga Maret 1994, mengacu pada gambar dalam buku "Beschreiving van Amboinan" karya Francois Valantyn tahun 1772.

Seorang naturalis dan ahli sejarah Jerman, G.E. Rumphius (1627-1702), tinggal di benteng ini. Dia menulis buku tentang flora dan fauna di pulau Ambon, termasuk penemuan anggrek khas Ambon yang dinamakan dari nama istrinya, Floss Susana. Rumphius juga mencatat gempa dan tsunami di Maluku dalam bukunya "Waerachtigh Verhael Van de Schrickelijck Aerdbevinge".

Benteng Amsterdam terletak di Kecamatan Hila, 42 km dari pusat Kota Ambon, dapat diakses dengan mobil dalam waktu sekitar satu jam dari Ambon.

Kembali

© Copyright 2025 Nada Ambon - All Rights Reserved

Follow us

No Code Website Builder