Benteng Victoria, sebuah situs bersejarah yang terletak di pusat kota Ambon, memiliki asal-usul yang mencakup masa pemerintahan Portugis pada 1575, yang kemudian diambil alih oleh Belanda. Sebagai benteng tertua di Ambon, peranannya diubah oleh Belanda menjadi pusat administrasi kolonial, dengan fokus utama pada eksploitasi kekayaan alam Maluku, terutama rempah-rempah yang melimpah.
Pada masa pemerintahan Belanda, Benteng Victoria menjadi pusat administrasi kolonial yang strategis, memanfaatkan pelabuhan di depannya sebagai jalur perhubungan laut antarpulau. Melalui pelabuhan ini, Belanda mengirimkan hasil rempah-rempah ke berbagai negara di Eropa. Di sekitar benteng, terdapat pasar yang menjadi tempat berkumpulnya para pedagang pribumi. Selain itu, benteng ini berfungsi sebagai tempat pertahanan dari potensi serangan dan perlawanan masyarakat pribumi. Pada 6 Desember 1817, Pattimura, pahlawan nasional, dihukum mati tepat di depan benteng ini.
Benteng Victoria juga memiliki daya tarik khusus dengan sisa-sisa meriam raksasa di dalamnya, patung berukir kayu, peta perkembangan kota Ambon dari abad XVII hingga abad IX, dan koleksi lukisan para administratur Belanda di Maluku. Dengan mengamati artefak ini, pengunjung dapat menyelami sejarah kelahiran dan perkembangan kota Ambon.
Boulevard Victoria, jalan di depan benteng, menghubungkan langsung ke Pantai Honipopu. Dari benteng, pengunjung dapat menikmati pemandangan Teluk Ambon yang indah, terutama saat senja. Akses menuju Benteng Victoria dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 300 meter dari Terminal Mardika, pusat transportasi umum di pusat kota Ambon.
Kembali
Drag & Drop Website Builder
Follow us